Selamat Datang

Selamat Datang di Blog Inspirasi Kehidupan

Rabu, 26 Januari 2011

Menggagas Militansi dan Integritas Pelajar dalam Bingkai Organisasi

*) Oleh : Taufik Hidayat

Metamorfosis IPNU-IPPNU di Modernisme Kehidupan
Metamorfosis berasal dari kata methamorphoo (artinya : “saya berubah” ) adalah akar dari kata “change” atau “perubahan”  atau “pembaharuan”.  Pengertian awal “methamorphoo” merujuk pada sikap dan mental seseorang sesuai dengan kesinambungan perkembangannya secara fisik maupun intelektual ke arah pembaharuan hidup setiap hari guna mencapai eksistensi yang sempurna menurut naturnya sebagai manusia.
Pada prinsipnya, perubahan sikap dan mental seseorang berbanding lurus dengan waktu dan pengalaman inteleknya. Pengertian metamorphosis secara sederhana adalah perubahan dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang kompleks dan sempurna. Metamorfosis atau perubahan merujuk kepada banyak aspek, baik realitas maupun abstrak. Perubahan itu dinamis, ia adalah historis, representative dan futuristic. Karakteristiknya adalah misterius, ada “change makers-nya”, berkesinambungan dibenci, terdiri atas sisi keras dan sisi lembut, memerlukan pengorbanan, banyak mitos yang mewarnainya, menimbulkan ekspektasi tetapi juga ketakutan dan kepanikan.
IPNU-IPPNU sebagai organisasi kekaderan telah mengalami metamorphosis yang sungguh signifikan. Memang kehidupan organisasi yang dinamis selalu  mengusung perubahan. Perubahan dengan adaptasi. Beradaptasi berarti menunjukkan eksistensi dalam realitas. Berubah berarti beradaptasi tanpa kehilangan identitas. Bukan yang kuat yang bertahan, tetapi yang adaptif.
Perubahan adalah bukti kehidupan. Organisasi  yang hidup akan selalu berubah, perubahan memberikan harapan. Kelangsungan hidup organisasi mustahil tanpa perubahan, dan mereka yang tidak dapat mengubah pikiran maka mereka tidak dapat mengubah sesuatu, perubahan biasanya membawa pembaharuan. Segala sesuatau harus berubah untuk sesuatu yang baru, untuk sesuatu yang menantang.
Dalam usia yang sudah menginjak setengah abad lebih IPNU-IPPNU masih menemui gejolak kehidupan dalam rangka penglestarian. Umunya ada dua sikap yang akan muncul yaitu reaktif dan kreatif. Sikap yang reaktif cenderung menolak perubahan, tersinggung, curiga, berpikir sempit, iri, dengki, cemburu dan sebab akibat. Sedangkan sikap yang kreatif cenderung mendorong perubahan, obyektif, berpikir positif, wawasan luas, penuh ide cemerlang, idealis, motivasi tinggi, energetic, intelektual dan berorientasi “saya Dapat”.
IPNU-IPPNU adalah oranisasi yang dijalankan oleh pelajar-pelajar Nahdlatul Ulama yang merupakan asset kader terbesar. Namun tidak seperti kupu-kupu, manusia enggan  untuk berubah. Keengganan untuk berubah menurut John Maxwell, karena : Perubahan bukan datang dari diri orang tersebut, mengganggu rutinitas, takut sesuatu yang baru, tujuan yang tidak jelas, takut gagal, menurut pengorbanan yang besar, sudah puas dengan kondisi sekarang,pikiran-pikiran negative, pemimpin yang tidak berintegritas, kecemasan seorang atasan, perubahan berarti kehilangan, perubahan menuntut tambahan komitmen, berpikir sempit dan terperangkap dalam tradisi.
Nah, itulah yang menjadi kendala di IPNU-IPPNU, orang yang berjuang dalam IPNU-IPPNU sulit untuk bermetaforsisi. Jika tidak berubah, maka akan diubah. Zamanlah yang akan merubahnya. Perubahan itu hukum universal dan berubah itu pasti. Enam  strategi dalam berubah :
1.    Tata kembali “belief” tentang komitmen.
2.    Buatlah “value” yang jelas mengenai dunia.
3.    Jangan mengabaikan strategi.
4.    Bereksplorasi.
5.    Bermimpi besar.
6.    Sadarlah bahwa setiap awal pasti sulit.
Jika perubahan adalah dinamisasi kehidupan, kemanakah arah perubahan IPNU-IPPNU itu? Sebelum menjadi korban perubahan zaman, sebaiknya fokuskan arah perubahan itu ke dalam tiga orientasi berikut :
1.    Ke arah yang benar
2.    Ke arah yang berguna
3.    Ke arah yang sempurna
Tiga fokus ini hanya dapat dilakukan dengan disiplin, tiga pilar pembentuknya adalah :
1.    Manusia yang diseleksi.
2.    Strategi yang diimplementasikan dengan benar.
3.    Budaya disiplin.
Jadi bagaimanakah IPNU-IPPNU? Akan berubah untuk beradaptasi atau punah?   

Integritas Pelajar dapat Diukur ataukah Diramalkan?
Menurut Kamus Kompetensi integritas adalah bertindak konsisten sesuai dengan kebijakan dan kode etik perusahaan. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika tersebut, dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya.
Sebenarnya kader IPNU-IPPNU terjebak dalam keraguan dalam berorganisasi. Kadang terlintas apakah dengan ber-IPNU-IPPNU hidup akan menjadi lebih baik?. Dalam konteks ini dibutuhkan orang yang memang benar-benar memiliki keloyalitasan dalam berorganisasi. Hal ini sangat dibutuhkan guna melawan pergerakan zaman yang semakin terpuruk. Pelajar sangat lemah dalam perlawanan zaman, mereka justru lebih terlena dengan zaman.
Integritas pelajar akan sulit diperoleh oelh pelajar itu sendiri. Untuk sekedar berkonsisten saja dalam berorganisasi, sulit bagi mereka. Pelajar di era kekinian memang telah tervirus oleh pergerakan zaman. Integritas itu sendiri adalah sesuatu yang ada pada diri mereka sendiri, tidak bisa dilihat oleh kasak mata. Nah, bagaimana serta mungkinkah integritas pelajar dapat diukur ataupun diramalkan?.
a.  Bagaimana menilai integritas pelajar?
Apakah PD/PRT IPNU-IPPNU telah dilaksanakan?
Setiap organisasi mempunyai aturan yang harus dipatuhi. Maka sudah sewajarnya aturan-aturan yang telah dibuat oleh organisasi harus ditaati. Seseorang bisa saja pandai berkomunikasi dan menunjukkan bahwa integritasnya tinggi, namun dapat diuji dan dilakukan probing, aspek apa yang paling dijunjung tinggi dalam keintegrasiannya. Misalkan dengan menanyakan, apakah pernah mengalami kasus seputar etika, dan seberapa jauh keterlibatannya dalam kasus tersebut? Apabila tak terkait, bagaimana cara menyelesaikan kasus tersebut, jika yang terlibat adalah sesama anggota IPNU-IPPNU?
Bagaimana mengatasi conflict of interest
Setiap orang perlu menyesuaikan perilakunya dilapangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada situasi ini, seorang individu ada kemungkinan berhadapan dengan conflict of interest, bagaimana cara memecahkan masalahnya, yang dalam pemecahannya akan terkandung kadar integritasnya. Bagaimana dia menggunakan wewenangnya dalam menyelesaikan persoalan, sebaik apakah wewenang tersebut dimanfaatkan? Integritas pimpinan dapat diukur, bagaimana pimpinan memanfaatkan wewenangnya, dan mengambil risiko melakukan putusan dari yang populer maupun yang sama sekali tak populer.
Komitmen terhadap organisasi
Sejauh mana seorang pimpinan akan melakukan perubahan, mengembangkan anak buahnya untuk memajukan organisasi? Bagaimana komitmennya terhadap organisasi, apakah seseorang berani melakukan hal sulit untuk kemajuan organisasi? Seorang pimpinan yang baik juga akan menjadi mentor bagi bawahannya, serta menyiapkan kaderisasi sebagai penggantinya kelak.
Perhatian terhadap sesama
Dalam menilai pendekatan ke manusia, diperlukan suatu data dan fakta, untuk mengetahui gambaran integritas seseorang. Hal ini memerlukan kepekaan dan kemampuan penilai integritas, untuk melihat konteks dan framework seputar fakta yang dibicarakan dalam tanya jawab intensif.
b.  Apakah mungkin dilakukan training untuk meningkatkan integrity?
Melakukan observasi perilaku seperti bahasan di atas akan lebih mudah bila orang tersebut belum bergabung dengan organisasi. Namun bagaimana apabila yang dinilai adalah seseorang yang akan mendapat kesempatan untuk menjadi pimpinan yang lebih tinggi? Pada umumnya penilaian dilakukan dengan metoda tertentu, dan melalui assessment center. Permasalahan yang sering muncul, adalah kekurangan orang sesuai yang dibutuhkan, ataupun kalau ada masih terdapat “gap” yang harus diperbaiki. Persoalan yang muncul adalah, bagaimana cara training yang tepat untuk menutup gap tersebut? Di satu sisi, integritas merupakan kunci kemajuan organisasi, karena maju mundurnya organisasi ditentukan oleh SDM nya, yang diharapkan menjunjung integritas tinggi. Disadari, bahwa organisasi lebih mudah membuat orang pandai dengan meningkatkan skill nya, tetapi yang sulit adalah meningkatkan softskill-nya.
Jika training untuk softskill  begitu sulit, perlu dipikirkan membuat sistem manajemen dan budaya organisasi sedemikian rupa, sehingga tidak ada peluang bagi anggotanya untuk berperilaku “menyimpang”. Sistem yang terbuka, record yang lengkap, pertanggung jawaban yang jelas, reward dan sanksi yang tegas untuk perilaku tertentu, akan dapat membantu terbentuknya “integrity in action” tersebut. Tumbuhnya sense of belonging dan komitmen yang tinggi terhadap organisasi juga kondusif dampaknya untuk mengurangi perilaku yang menyimpang. Kalau seseorang sudah merasakan bahwa organisasi adalah bagian penting dari dirinya sendiri, maka dia tidak akan berperilaku merugikan bagi organisasinya, karena berarti akan merugikan diri sendiri. Jadi situasi yang demikian yang harus dibentuk, untuk meningkatkan integrity di IPNU-IPPNU, dibanding dengan pendidikan khusus tentang hal ini.
Sudah saatnya kita bermetamorfosis dan menggagas militansi serta integritas kita terhadap IPNU-IPPNU guna melanjutkan gerakan perjuangan Nahdlatul Ulama. Dan dengan integritas yang kita miliki sudah barang tentu keloyalitasan kita terhadap IPNU-IPPNU akan semakin tinggi.
Selamat bermetamorfosis dan berintegritas……………..
Wisma Anton Soedjarwo Kelapa Dua Depok, 26 Januari 2011 at 10.50 p.m
Referensi :  Eileen Rachman. Meraba integritas, bisakah? Kompas. Experd, Jakarta, 2006
*) Taufik Hidayat, lahir 18 tahun yang lalu. Lajang yang sedang menyelesaikan studi S-1 Teknik Industrinya di Universitas Gunadarma Jakarta. Wakil Ketua 1 PAC IPNU Jatilawang 2010-2012 sekaligus Lembaga Pers dan Jurnalistik PC IPNU Kab.Banyumas 2010-2012 ini  pernah menjabat sebagai Sekretaris PAC IPNU Jatilawang 2008-2010, Ketua PR IPNU Tinggarjaya 2008-2009, Sekretaris IRMAS 2007-2008. Sekarang hidup di kota Depok sehingga ia mulai aktif di PC IPNU Kota Depok. Beberapa pelatihan yang pernah diikuti Latihan Pelatih PC IPNU Banyumas 2009. Event kegiatan IPNU mulai tingkat ranting, kecamatan, kabupaten, provinsi hingga nasional sudah pernah dirasakan olehnya.      CP :  085227703210. e-Mail,facebook&twitter :phiecz_bms@yahoo.com. Blog : http://phiecz06.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar